Jumat, 09 Desember 2016

PROGRAM MENTORING MAHASISWA BARU HMJ IAIN BATUSANGKAR



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menjelaskan merupakan aktivitas yang paling sering dilakukan oleh seorang pemateri dalam menyampaikan materi. Dalam kegiatan pembelajaran, menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pembelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh peserta mentor/instruktur. Keterampilan menjelaskan mutlak perlu dimiliki oleh setiap tenaga mentor/instruktur.
Setiap mentor/instruktur harus dapat menjelaskan berbagai hal kepada peserta mentoringnya. Penjelasan yang disampaikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir peserta. Misalnya anda akan menjelaskan konsep ”atas”. Jika pesertanya adalah anak usia TK (4 – 5 tahun) maka dia harus menjelaskan konsep tersebut secara konkret dan nyata. Cara yang dapat dilakukannya antara lain melalui lagu, gerakan atau contoh benda-benda yang berada di atas atau penggabungan dari cara-cara tersebut.
Contoh menjelaskan konsep ”atas” pada anak Tk melalui lagu
Atas itu atas
Bawah itu bawah
Atas atas bawah bawah saya tidak lupa
Kepala itu atas
Kaki itu bawah
Kepala atas
Kaki bawah saya tidak lupa
Lagu tersebut dinyanyikan sambil memberi contoh bergerak sesuai syair lagu dan dilakukan secara berulang-ulang.
Nah, jika cara tersebut diterapkan pada mahasiswa, maka peserta mentoring anda mungkin akan berkomentar: ”Emangnya gue anak kecil!” dan mungkin Anda akan dianggap sebagai kakak yang ”aneh” dan tidak kompeten.
Untuk peserta mentoringnya mahasiswa (anak di atas usia dini), Anda bisa menjelaskan konsep tersebut dengan cara yang lebih abstrak. Misalnya dengan definisi ”ATAS” adalah....bla bla..bla...dan seterusnya. Hal ini dimungkinkan karena kemampuan berpikir (kognitif) anak yang sudah lebih besar sudah lebih tinggi dan mengarah ke kemampuan berpikir abstrak.
Jadi, keterampilan menjelaskan juga tidak sekedar asal menyampaikan informasi. Namun harus disesuaikan dengan audience yang kita hadapi.
                 
B.     Deskripsi  program
Mentoring adalah pembinaan dan pengkaderan anggota baru HMJ MPI IAIN  Batusangkar yang dilakukan oleh mentor yang ditunjuk oleh Ketua HMJ MPI IAIN Batusangkar. Kegiatan  ini dilakukakan dalam bentuk penyampaian materi dan diskusi kelompok oleh tenaga mentor ataupun pemateri lainya yang diminta oleh tenaga mentor sendiri.
Dalam pelaksanaan mentoring, anggota baru di HMJ MPI dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok akan dibimbing oleh seorang tenaga mentor

C.    Batasan dan Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam proposal ini adalah:
 “ Bagaimana pelakasanaan Mentoring bagi Mahasiswa Baru Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Tahun 2015”

Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana persiapan Ketua HMJ MPI dalam pelaksanaan Mentoring bagi Mahasiswa Baru tersebut.?
2.      Bagaimana persiapan Tim mentor dalam proses melaksanakan Mentoring bagi Mahasiswa Baru.?

D.    Tujuan Evaluasi
Dari rumusan masalah diatas, adapun tujuannya adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui persiapan Ketua HMJ MPI dalam pelaksanaan Mentoring bagi Mahasiswa Baru tersebut.
2.      Untuk mengetahui persiapan Tim mentor dalam proses melaksanakan Mentoring bagi Mahasiswa Baru.

E.     Manfaat Evaluasi
Manfaat dari evaluasi program Mentoring secara aplikatif adalah:
1.      Untuk  membantu Ketua HMJ MPI dalam menjalankan programnya dengan membentuk Tim Mentor bagi Mahasiswa Baru.
2.      Membantu Tim Mentor dalam mempersiapkan pelaksanaan Mentoring Mahasiswa Baru Jurusan MPI Tahun 2015.
Manfaat evaluasi program secara teoritis adalah:



BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Kajian teori

MENTORING MAHASISWA BARU MPI IAIN BATUSANGKAR

1.      KETERAMPILAN BERTANYA
Dalam kegiatan mentoring tujuan pertanyaan yang dijukan mentor/instruktur ialah agar peserta mentoring belajar memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir, baik berupa kalimat Tanya atau suruhan yang menuntut respon peserta mentoring.
Artinya, pertanyaan yang diajukan mempunyai pengaruh dalam pencapaian hasil kegiatan, sehingga ketrampilan bertanya dibedakan atas :
a.       Ketrampilan bertanya dasar, mempunyai beberapa komponen yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan, sedangkan
b.      Keterampilan bertanya lanjut : lanjutan dari bertanya dasar yang mengutamakan usaha pengembangan kemampuan berfikir peserta.
Tujuan Bertanya yang  Akan Dicapai
a.    Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu terhadap pokok bahasan
b.      Memusatkan perhatian
c.       Mendiaknosis kegiatan khusus yang menghambat proses kegiatan mentoring

2.      KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Bosan merupakan masalah yang selalu terjadi dimana-mana dan orang selalu berusaha menghilangkannya, bosan terjadi jika seseorang selalu melihat, merasakan, mengalami peristiwa yang sama secara berulang-ulang, bertemu dengan hal-hal yang “itu-itu” juga dan tidak ada sesuatu yang diharapkan.
Variasi dalam kegiatan ini dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran yang dapat dikelompokkan dalam variasi :
  1. Gaya mengajar
  2. Penggunaan alat dan media pengajaran
  3. Pola interaksi dalam kelas.
  4. Tata ruangan
  5. Dan lain sebagainya

Pinsip Penggunaan Variasi
1.      Hendaknya digunakan dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang hendak dicapai, penggunaan variasi yang wajar dan beragam sangat dianjurkan,
  1. Variasi hendaknya digunakan dengan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak merusak perhatian dan mengganggu kegiatan
  2. Komponen mengadakan variasi tertentu sangat memerlukan susunan dan perencanaan yang baik.

Komponen Keterampilan
  1. Penggunaan Variasi Suara
Perubahan suara dari keras menjadi lemah, gembira menjadi sedih atau memberikan penekanan pada kata-kata tertentu.
  1. Pemusatan Perhatian
Pemusatan perhatian  pada hal yang penting dapat dilakukan dengan perkataan.
“ Perhatikan baik-baik “dengar baik-baik ”nah, ini penting sekali, dsb.
Biasanya cara pemusatan ini diikuti dengan isyarat menunjukkan kepapan tulis, dll.
  1. Kesenyapan
Kesenyapan yang tiba-tiba yang disengaja ketika kegiatan berlangsung  merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian karena peserta ingin tahu apa yang terjadi.
Dalam mengajukan pertanyaan, mentor/instruktur menggunakan waktu tunggu atau kesenyapan memberikan kesempatan siswa berpikir.
  1. Mengadakan Kontak Pandang
Ketika berinteraksi  sebaiknya pandangan menjelajahi seisi kelas dan melihat murid-murid untuk menunjukan hubungan yang intim dengan mereka.
Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi seperti : membesarkan mata tnda tercegang.
  1. Gerakan Badan Dan Mimik
Ekpresi wajah, gerakan kepala, dan gerakan badan yang dilakukan mentor/instruktur adalah aspek yang sangat penting dalam komunikasi.
Ekpresi wajah misalnya tersenyum cemberut, mengerutkan dahi berjalan mendekati berdiri siap membantu dan lain-lain.

3.      KEISLAMAN
Allah swt. yang telah menciptakan alam semesta ini telah memutuskan dalam takdir-Nya berbagai ketentuan atas seluruh makhluk. Berdasarkan sifatnya, takdir itu dapat diklasifikasikan menjadi takdir kaunni yang sering disebut juga sebagai sunnatulah fil kaun [ketentuan/hukum alam] dan takdir syar’i [ketentuan hukum]. Takdir kauni berlaku umum bagi seluruh makhluk di alam ini tanpa kecuali, tak ada yang dapat menghindar. Pada ketentuan inilah segala yang ada di langit dan di bumi tunduk kepada Allah swt. dengan suka rela atau terpaksa. Ketentuan syar’i pasti senada dan selaras dengan ketentuan kauni. Ketentuan syar’i menghendaki agar makhluk tunduk, sujud, tasbih, dan tahmid kepada Allah al-Khaliq. Aturan-aturan syar’iyah itu disebutkan Islam yang diturunkan melalui para rasul untuk manusia.
Berbeda dengan takdir kauni [makhluk tak punya pilihan], takdir syar’i memberi peluang kepada manusia dan jin untuk memilih namun dengan konsekuensi bahwa mereka akan mendapat balasan sesuai dengan pilihannya. Karena itulah dalam perkembangannya sikap mereka tidak sama. Yang menerimanya disebut muslim karena ia tunduk dan patuh sebagaimana sikap alam semesta terhadap takdir kauni. Yang menolaknya disebut kafir karena ia menutupi nikmat Allah yang diberikan kepadanya dengan kesombongan dan pembangkangan.
Kewajiban Patuh kepada Sunnatullah
Baik takdir syar’i maupun takdir kauni, semuanya diberlakukan di alam ini demi keselarasan dan keharmonisan hidup setiap makhluk, agar ia menjalani kehidupan ini sesuai dengan ketentuan yang sudah digariskan dan tidak melewati batas-batas. Sikap yang dilakukan manusia terhadap ketentuan ini harus sejalan dengan sikap alam semesta yaitu tunduk dan berserah diri kepada sunnatullah.
Meskipun manusia merupakan bagian dari alam semesta ini, namun karena dijadikan sebagai pengelola yang diberi akal dan nafsu, kadang sifatnya tidak selalu taat kepada sunnatullah itu. Karena ia dalah makhluk yang istimewa, kadang ia merasa congkak dan sombong. Kedudukan manusia yang lebih tinggi [potensi dan kemampuannya yang berbeda] menuntut ketentuan tambahan yang tidak sama dengan ketentuan yang diterapkan pada alam [diciptakan sebagai fasilitas hidupnya]. Dalam kerangka itulah kemudian kita menemukan sunnatullah pada alam semesta dan sunnatullah pada manusia.
Sunnatullah di alam semesta
Ketentuan Allah terhadap alam semesta bersifat mutlak, tetap, dan terus menerus. mutlak karena ia berlaku umum bagi seluruh makhluk dan tidak dapat ditolak. Tetap karena tidak berubah kecuali apabila Allah menghendaki untuk menunjukkan kekuasaan-Nya sebagaimana yang terjadi pada mukjizat dan karamah. Terus-menerus, karena tidak berhenti selama ada fariabel dan sebab-musababnya. Sunatullah yang demikian disebut faktor kauni yang disikapi dengan ketundukan dan pasrah. Pelanggaran terhadap ketentuan ini akan menyebabkan akibat fatal yang dapat dirasakan langsung atau tidak langsung, sekarang atau yang akan datang.
Sunnatullah pada Manusia
Di samping berlaku sunnatullah sebagaimana di atas, manusia mendapat hidayah. Manusia juga diberi nafsu yang memiliki kemampuan untuk berkehendak dan akal yang memiliki kemampuan untuk memilih. Ketentuan syar’i dimaksudkan untuk memagari nafsu dan kebebasannya agar tidak menyebabkan terjadinya kerusakan pasa sistem global di alam semesta ini. Terjadinya ketentuan inilah manusia terbagi menjadi dua golongan, muslim dan kafir. Ketaatan atau pelanggaran terhadap ketentuan ini akan mendapat konsekuensi hukum di dunia dan atau di akhirat.
A.      Konsep Diri Seorang Muslim
Di dalam Al Qur’an, telah nyata ditegaskan bahwa Allah swt menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah pada-Nya. Jadi inilah konsep diri yang paling mendasar, yakni melakukan apa pun dalam hidup kita mulai dari yang ringan: bernafas, bangun, beribadah, bekerja, bersosialisasi, berbisnis, mencari ilmu, dan seterusnya, hanya semata2 untuk beribadah kepada Allah swt, mencari keridhaan Allah swt. Singkatnya, Allah adalah tujuan hidup kita. Pada Allah kita meminta, karena Allah kita berusaha, kepada Allah kita serahkan segala urusan, dan hanya pada Allah swt kita kembali. Jadi, segala aktivitas yang tak tak dihubungkan dengan keredhaaan Allah, tak ada gunanya dilakukan. Dibalik penghambaan diri yang total tersebut, Allah swt telah menjanjikan rewards yang tiada tara, yaitu pahala berupa tempat di surga. Jika seorang mukmin memahami tujuan hidup yang jelas ini, tak ada yang berat baginya di dunia ini. Suka dan duka akan berbuah pada pahala, dan akan dapat diterimanya dengan tawakkal.
Menjadi muslim berarti bukan lagi menjadi manusia biasa. Seorang muslim itu istimewa karena keimanannya kepada Allah swt. Dan keimanan itu menghadirkan sebuah karakter yang kokoh, karena sikap itu disandarkan pada Al-Qur’an dan sunnah.
Ada banyak hadits dan ayat Al-Qur’an yang bisa menjadi pembentuk karakter seorang muslim. Salah satunya adalah apa yang dinasehatkan oleh Rasulullah saw kepada sahabatnya, Abu Dzar r.a.
 اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada, dan susullah sesuatu perbuatan dosa dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya dan bergaullah sesama manusia dengan akhlaq yang baik”.
Ada tiga karakter yang dikandung dalam hadits ini
1.    Integritas.
Rasulullah saw berpesan agar selalu bertaqwa di setiap tempat. Artinya seorang muslim dituntut memiliki komitmen dan konsistensi untuk senantiasa menjaga integritasnya. Di kantor, ia harus menjaga ketaqwaannya dalam perilaku jujur dan profesional, tak menipu atasan atau klien, tak berbuat khianat. Kesibukan tak memberikan dispensasi untuk alpa sholat. Bahkan dalam kesibukan, sholat di awal waktu dan berjamaah tetap terjaga. Saat kongkow dengan teman-teman, orang lain terjaga oleh mulut dan tindakannya. Tidak meng-ghibah, menghasut, atau mencelakai rekan kerja. Di rumah, ia pun tetap menjaga ketaqwaannya. Ia tak melepaskan disiplin sholat berjamaahnya meski sedang santai, juga memperlakukan anak dan pasangannya dengan baik. Itulah muslim yang bertaqwa. Memegang integritas di hadapan Allah swt dan manusia di mana saja berada.
2.    Perbaikan.
Rasulullah meminta umatnya, melalui nasihat kepada Abu Dzar, agar menyusul setiap kesalahan dengan kabaikan. Seorang muslim tak kan bisa melepaskan sifat manusiawinya, yaitu sering kali khilaf dan berbuat salah. Karena itu, ada eksepsi dari karakter alami manusia ini, yaitu mem-follow-up kesalahan dengan perbaikan. Follow up yang paling umum setelah melakukan kesalahan adalah meminta maaf. Bila kesalahan itu dibuat kepada manusia, ia harus meminta maaf kepada yang bersangkutan. Sedangkan bila dosa yang berhubungan kepada Allah swt, maka ia harus bertaubat. Permintaan maaf kadang tidak menyelesaikan masalah. Harus ada tindak lanjut perbaikan. Misalnya kita tidak menepati janji kepada klien, produk yang kita hasilkan tidak sesuai spesifikasi kesepakatan awal, maka perbaikilah dengan melengkapi apa yang kurang. Seperti sebuah program komputer yang wajar bila ada bug, kemudian tugas programmer untuk memperbaiki bug tersebut. Selain minta maaf dan memperbaiki yang kurang, tambahkan juga kebaikan lain. Klien protes kepada seorang programmer atas sebuah bug yang ditemuinya, lantas programmer meminta maaf dan memperbaiki problem yang ditemui serta menambahkan sebuah sebuah fitur pada aplikasinya agar sang klien senang dan kecewanya terobati. Ibaratnya seperti itulah tebusan atas kesalahan kepada seseorang. Konsep diri ini juga mencerminkan konsep Jepang yang disebut Kaizen. Yaitu perbaikan terus menerus.
3.    Kepribadian
“Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” Begitu pesan Rasulullah saw. Keunggulan Islam adalah pada konsep akhlak. Rasulullah mencontohkan sendiri bagaimana aplikasi akhlak mulia dalam Islam. Kita tidak akan mengerti dengan sempurna apa saja poin-poin akhlak Islam sebelum membaca kisahnya. Pribadi yang jujur, sopan santun, menjaga perkataan, pemurah, penyabar, dll adalah daya rekat yang kuat agar orang lain mendekat. Sebagai seorang atasan, ia tidak menyombongkan diri. Sebagai seorang bawahan, ia menghormati atasan dan rekannya secara wajar, tidak mengghibahnya atau menjelek-jelekkan rekan kerja. Sebagai seorang suami/istri, ia senantiasa menjaga perasaan pasangannya. Sebagai seorang warga, ia memuliakan tetangganya.
Integritas, mau melakukan perbaikan, dan berkepribadian hangat adalah karakter yang disenangi oleh klien, disenangi atasan, disenangi tetangga, disenangi anggota keluarga, dan menjadi jalan menuju kesuksesan.
4.      AKADEMIK DAN ORGANISASI
A. Akademik
Akademik menurut KBBI adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat.
Menurut Prof. Zaharai idris, M.A. mengatakan akademik adalah serangkaian kegiatan  komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa dengan si anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya.
Dan akademik menurut saya pribadi adalah kegiatan belajar yang dilakukan oleh sekelompok individu yang didalamnya terdapat pengajar dan orang yang menerima pelajaran yang dilakukan didalam ruang lingkup kampus maupun dilingkungan luar pada umumnya.
B.     Organisasi
Organisasi menurut KBBI yang pertama adalah kesatuan (susunan dsb) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dsb) dalam perkumpulan untuk tujuan tertentu, kedua adalah kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.

C.    Antara Akademik Dan Organisasi
Berbicara mengenai kategori mahasiswa ideal tentu menarik untuk dibahas, dalam konteks akademik mahasiswa mempunyai tanggung jawab terhadap almamaternya, sekaligus untuk diri sendiri dan orang tua agar hasil dari kuliahnya bisa bermanfaat untuk masa depannya.
Lalu konteks yang ketiga adalah organisasi, disisi lain mahasiswa juga disebut sebagai “agent social of change” atau agen perubahan sosial. Pada kehidupan mahasiswa, diorganisasilah mereka belajar banyak tentang masalah-masalah dan ilmu-ilmu sosial.Predikat “agent social of change” sudah mengakar pada pandanganmasyarakat umum bahwa mahasiswa sebagai garda terdepan dalam menatap perubahan masa depan bangsa.
Organisasi adalah kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Didalam organisasi, jika tujuan yang ditetapkan ingin dicapai secara efektif dan efisien, maka enterpreneur harus menerapkan konsep manajemen.Dalam opini publik, aktif di organisasi kemahasiswaan kerap mendapat stigma buruk. Stigma itu didasari oleh kenyataan, aktif di organisasi bisa berdampak buruk bagi proses perkuliahan. Berorganisasi bisa menghambat agenda perkuliahan mahasiswa, berorganisasi menelantarkan kuliah mahasiswa, berorganisasi menjadikan kuliah mahasiswa terbengkalai. Demikian stigma buruk publik, utamanya orang tua mahasiswa sendiri yang menilai keaktifan mahasiswa dalam berlembaga.
Sulit disangkal beorganisasi kerap menghambat proses perkuliahan. Sebab tidak jarang mahasiswa yang aktif berlembaga, masa kuliahnya molor satu sampai dua tahun dari waktu idealnya. Malah, pada beberapa kasus, ada mahasiswa yang aktif di organisasi didrop-out dari kampus lantaran serius dan sibuknya beroganisasi di kampus. Namun kenyataan itu tidak boleh menafikan fakta lain, banyak juga diantara mahasiswa yang aktif berorganisasi kuliahnya mulus, lancar dan selesai sesuai target. Fenomena ini menunjukkan stigma publik yang aktif diorganisasi sesungguhnya keliru. Berorganisasi tidak selamanya menghambat masa perkuliahan. Sehingga organisasi tak boleh dijadikan kambing hitam atas terhambatnya kuliah. Persoalan ini akan kembali pada masing-masing mahasiswa bagaimana mengelola dan menyeimbangkan waktunya antara akademik dan organisasi.
Wacana akademik dan organisasi sesungguhnya tidak boleh dibenturkan. Sebagai mahasiswa, kedua-duanya bukan hal yang dikotomis (terpisah). Sebab antara akademik dan organisasi sama-sama merupakan panggung yang dimiliki mahasiswa dalam mengarungi dunia kampus. Tidak lengkap rasanya menjadi mahasiswa jika tidak berorganisasi, juga tidak sempurna misalnya menjadi mahasiswa kalau tidak mengecap dunia kelembagaan. Kebenaran tesis ini bisa dibuktikan sendiri oleh mahasiswa. Yang pasti, menafikan atau mengabaikan organisasi dalam ber-mahasiswa sama artinya meninggalkan atau meniadakan panggung kemahasiswaan yang ada di kampus.
Dunia kampus menawarkan begitu banyak organisasi bagi mahasiswa utamanya bagi mahasiswa baru. Tidak ada salah dan ruginya memilih salah satu jenis organisasi yang ada di kampus yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Malah, peranan organisasi begitu penting bagi kemajuan intelektual dan kematangan berpikir mahasiswa. Ruang di organisasi lebih besar dan efektif membentuk wacana dan pola pikir mahasiswa. Mahasiswa bisa bebas berkreasi dan mengembangkan minat dan bakatnya di organisasi tersebut. Kemampuan komunikasi, kepemimpinan, soft skill dan karakter mahasiswa akan terbentuk bila aktif berorganisasi. Dengan berorganisasi, mahasiswa juga dapat memperluas jalinan pertemanan dan jaringan perkenalannya dengan pihak luar yang peranannya cukup penting ketika meninggalkan kampus. Sehingga manfaat berorganisasi begitu besar bagi diri dan masa depan mahasiswa itu sendiri.
Oleh karenanya, bagi mahasiswa baru yang baru menginjakkan kaki di dunia kampus jangan ragu-ragu nantinya memilih salah satu organisasi baik internal (himpunan atau BEM) maupun eksternal (UKM atau organisasi kultur) untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya di kampus.
Selain soal akademik, perkuliahan juga erat kaitannya dengan kehidupan organisasi. Sebagian mahasiswa berpikir bahwa mengikuti organisasi hanya akan menyita waktu dan tenaga.
Selain soal akademik, perkuliahan juga erat kaitannya dengan kehidupan organisasi. Sebagian mahasiswa berpikir bahwa mengikuti organisasi hanya akan menyita waktu dan tenaga.
Ada juga yang terlalu aktif berorganisasi. Tak jarang mereka lantas lupa dengan tugas utamanya untuk belajar. Berorganisasi dan belajar memang seperti dua sisi keping mata uang. Berbeda tetapi berkaitan dan akan saling mendukung.










B.     Kajian penelitian / Evaluasi yang Relevan
Peneliti ini mengacu pada penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu:
Penelitian Edi Sulis Purwanto dengan judul” Program Mentorinng Mahasiswa Baru MPI IAIN Batusangkar ”  objek  penelitiannya adalah orang- orang yang berkecimpung didalam lembaga HMJ MPI Tersebut, dengan hasil penelitian yaitu upaya ketua HMJ dalam meningkatkan kemandirian dan membentuk watak seorang individu.
Dari penelitian diatas ada beberapa perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan. penelitian ini memfokuskan pada bagaimana Program Mentoring HMJ Mahasiswa Baru Terlaksana dengan baik pada Mahasiswa Baru IAIN Batusangkar.

C.    Kerangka berfikir
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang dikemukakan diatas, penulis menyimpulkan bahwa pentingnya Program Mentoring bagi Mahasiswa Baru MPI IAIN Batusangkar. Gunanya untuk memantapkan individu mahasiswa baru tersebut.
                                                                                                              
D.    Pertanyaan evaluasi
Untuk membantu pemahaman tentang, ada beberapa pertanyaan yang dapat diungkapkan sebgai contoh permasalahan, antara lain:
1.      Apakah program sudah bekerja sesuai rencana aslinya?
2.      Apakah semua komponen pada program berfungsi efektif atau ada yang perlu segera diperbaiki?
3.      Berdasarkan data yang diperoleh, apakah program seharusnya diimplementasikan ditempat lain?
4.      Apakah ada kesanggupan HMJ MPI dalam melakukan Mentoring terhadap Mahasiswa Baru ini?
5.      Bagaimana kesiapan HMJ MPI dalam melaksanakan Mentoring terhadap Mahasiswa Baru?
6.      Bagaiamana perencanaan dan  pelaksanaan kegiatan Mentoring terhadap Mahasiswa Baru.?




























BAB III
METODE EVALUASI

A.    Jenis atau pendekatan evaluasi
Jenis penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif.

B.     Model evaluasi yang digunakan
Model evaluasi yang dugunakan dalam evaluasi program Mentoring Mahasiswa Baru HMJ MPI adalah model evaluasi formatif.  Pada Konsep  evaluasi  ini  menurut  Scriven’s  meliputi  sekumpulan  kriteria  yang ekstrinsik  atau  mengenai  out  put  dan  memperlihatkan  tujuan  yang  berkualitas. Sciven’s menganjurkan bahwa evaluasi bukan hanya sekedar menentukan tujuan yang hendak  dicapai  tetapi  juga  sebagai  penilaian  (assessment)  pada  tujuan-tujuan  yang bermanfaat. Evaluasi formatif meliputi penilaian program untuk mengidentifikasi tujuan pada saat program masih berjalan.

C.    Tempat dan waktu
Tempat dan waktu evaluasi dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1.      Tempat
Tempat evaluasi pelaksanaan Mentoring Mahasiswa Baru HMJ MPI  bertempat di Sekber HMJ MPI IAIN Batusangkar.
2.      Waktu
Waktu pelaksanaan Mentoring Mahasiswa Baru HMJ MPI  pada:
Bulan         : 28 Mei 2016                    
Hari           : Sabtu


D.    Populasi dan sampel evaluasi
E.     Teknik Pengumpulan data Instrumen yang digunakan
F.     Faliditas dan Reabilitas
G.    Analisis  Data
H.    Kriteria Keberhasilan

1 komentar:

  1. Assalamualaikum kak
    Saya sari mahasiswa iain batusangkar jurusan mi
    Mau bertanya kak, apakah monitoring dan evaluasi itu ada bersifat data??
    Terimakasih, wassalammu'alaikum

    BalasHapus