Jumat, 09 Desember 2016

LAPORAN HASIL OBSERVASI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN



LAPORAN HASIL OBSERVASI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
TENTANG:
KEPEMIMPINAN DI MTsN BATUSANGKAR

OLEH:
LIDIA AFRITA NORA
( 13 131 015 )


DOSEN PEMBIMBING:
1.      Drs. Adripen, Mpd
2.      Merika, Mpd


JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BATUSANGKAR
2016

KATA PENGANTAR


Puji syukur kita ucapkan kepada Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita bersama sehingga kami dapat menyusun sebuah Laporan Observasi Kepemimpinan tentang “Kepemimpinan di MTsN Btusangkar”. Shalawat beriringan salam penulis ucapkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk dapat menikmati dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang kita rasakan saat sekarang ini.
Sebagai penulis kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan Laporan  ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya menerima saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Laporan ini selanjutnya. Semoga Laporan Observasi ini bermanfaat bagi pembaca dan saya sebagai penulis. Amin.
















Penulis, 12 juni 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Konsep Kepemimpinan
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan dua elemen yang saling berkaitan, artinya kepemimpinan (style of the leader) merupakan cerminan dari karakter/prilaku pemimpinnya (leader behavior). Kepemimpinan adalah kegiatan-kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok secara sukarela.
Kepemimpinan menurut Halpin Winer yang dikutip oleh Dadi Permadi (2000 : 35) bahwa : “Kepemimpinan yang menekankan dua dimensi perilaku pimpinan apa yang dia istilahkan “initiating structure” (memprakarsai struktur) dan “consideration” (pertimbangan).
Pemimpin dalam islam menyedekahkan kekayaannya untuk rakyat, bukan mencari kekayaan mumpung jadi pemimpin.
Setiap dari kamu adalah pemimpin, Dan ingatlah wahai Muhammad ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat,”sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi.”
B.     Tipe-tipe kepemimpinan
1.      Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
2.      Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3.      Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
4.      Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5.      Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6.      Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.
Sedangkan menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe
tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
a)     Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
b)     Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
c)      Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.
Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan oleh para pemimpinnya di dalam berbagai macama organisasi, yang salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi, posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan sebagai seorang pemimpinan yang professional.

BAB II
HASIL OBSERVASI

A.    Metode observasi
Metode observasi yang saya lakukan dalam memenuhi tugas kepemimpinan pendidikan ini adalah metode wawancara, karena tugas ini mengenai kepemimpinan sekolah tersebut, maka saya mewawancarai KAUR Di MTsN Batusangkar,
B.     Waktu dan tempat pelaksanaan
Hari           : jum’at
Tanggal     : 27 mei 2016
Tempat      : Ruangan kepala sekolah MTsN Batusangkar
C.    Daftar pertanyaan observasi
Pertanyaan yang saya ajukan adalah:
1.      Nama kepala sekolah diMTsN Batusangkar.?
2.      Pendidikan terakhir bapak?
3.      Teori kepemimpinan, apakah ada bakat, atau mewarisi kepemimpinan dari orang tua?
4.      Diklat kepemimpinan apa yang pernah bapak ikuti. .?
5.      Bagaimana strategi atau trik bapak dalam memimpin sekolah?
6.      Apa Motivasi kepemimpinan bapak dalam memimpin, baik itu dari luar maupun dari dalam. .?
7.      Neurotisisme, bagaimana cara bapak mengendalikan dan mengelola
8.      Dalam memimpin bapak berorientasi pada bawahan atau tugas.?
9.      Tipe kepengikutan atau bawahan
Mau – mampu
Mau – tidak mau
Tidak mau – mampu
Tidak mau - tidak mampu
Apa yang bapak lakukan dalam menghadapi bawahan seperti itu …
10.  Tipe kepemimpinan yang bapak terapkan?
11.  Gaya kepemimpinan bapak dalam memimpin?
12.  Peranan dan fungsi bapak sebagai pemimpin pendidikan ?

D.    Jawaban hasil wawancara
1.      Nama kepala KAUR adalah Ismed sabar, S.Ag. beliau tamatan Ahwal al-syaksiyah (AS),
2.      Pendidikan terakhir beliau di STAIN Bukittinggi.
3.      Sebelum bertugas , bapak Ismed sabar S.Ag aktif dalam berbagai organisasi, contohnya organisasi dikampus, organisasi kampung atau dimasyarakat. Jadi bapak ismed menjadi seorang pemimpin KAUR diMTsN tersebut karena mempunyai bakat tersendiri.
4.      Pelatihan diklat yang pernah diikuti bapak Ismed adalah Diklat KAUR madrasah, Diklat panitia pengadaan barang dan jasa, dan berbagai orientasi lainnya, dan Diklat prajabatan.
5.      Strateginya adalah harus menguasai segala bidang yang meliputi wewenang tugas TU.
a.       Membagi tugas kepada staf/bawahan sesuai dengan kemampuan masing-masing, pembagian tugasnya teratur dan menempatkan tugas tersebut sesuai dengan keahliannya masing-masing.
b.      Target kerja, atau waktu untuk menyelesaikan tugas tersebut tepat dan juga memantau tugas yang diberikan tersebut.
c.       Setelah tugas dilaksanakan, setiap data yang dibuat harus dikoreksi.
d.      Menghargai staf sebagai rekan kerja dan bukan sebagai anak buah dll.
e.       Cara komunikasi yang bagus dan diminta tanggung jawabnya.
6.      Motivasi kepemimpinan:
Dari dalam diri: motivasi tersebut sesuai dengan motto yaitu ikhlas beramal , meyadari bahwa tugas itu adalah sebagai amanah, sehingga akan timbul rasa tanggung jawab, segala sesuatu dalam kepemimpinan kita adalah akan dipertanggung jawabkan dan merupakan amal ibadah.
Dari luar diri: PNS selalu diberikan pembinaan-pembinaan dari instansi tingkat kabupaten dan kemenag, baik itu untuk pemimpin maupun untuk staf.
7.      Cara yang dilakukan bapak Ismed dalam mengendalikan dan mengelola sekolah tersebut adalah dengan melakukan pembinaan-pembinaan dan arahan-arahan terhadap semua staf untuk menjalankan masing-masing tugasnya dan melakukan musyawarah.
8.      Bapak Ismed dalam memimpin juga berorientasi pada bawahan/tugas yaitu
Setiap staf diberikan beban kerja diberikan kesejahteraan sesuai dengan kerjanya, diberikan tunjangan dan honor yang sesuai, dan mengacu pada standar penggajian tenaga diberikan keseimbangan antara volume kerja dengan tunjangan atau honor yang layak.
9.      Tipe bawahannya:
a.       Mau-mampu: ada rasa kepercayaan kepada bawahan, diberikan tugas yang sesuai, dimotivasi (diberi reward), dan sering diutus dalam acara pelatihan.
b.      Mau-tidak mampu: memaksimalkan lagi member arahan, petunjuk, meningkatkan/memberikan pembinaan (dari sisi tugasnya)
c.       Tidak mau-mampu: berikan pembinaan terhadap diri bawahan tersebut dan diberikan penguatan-penguatan tentang bagaimana posisinya, dan bagaimana tanggung jawabnya.
Jika tidak juga, diberikan sanksi, setelah beberapa tahapan ( teguran, dan sanksi yang lebih berat ).
10.  Tipe kepemimpinan yang diterapkan adalah tipe demokratis yaitu bapak ismed menganggap dirinya sebagai bagian dari bawahan/stafnya dan bersama-sama dengan stafnya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama.
11.  Gaya kepemimpinan bapak ismed yang jelas bukan seperti memerintah, tapi gaya kepemimpinannya adalah persuasive yaitu mengajak terhadap tugas yang telah dibagi perindividu.
12.  Peranan dan fungsi bapak ismed sebagai pemimpin KAUR adalah
Peranannya sebagai motivator dan koordinator,  dan pemimpin dari segi teknis.

E.     Analisis hasil observasi
Kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas, ada  implikasi penting, pertama kepemimpinan melibatkan orang lain (bawahan / pengikut ), kualitas seorang pemimpin ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan dari pemimpin, kedua, kepemimpinan merupakan pembagian yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok.
Pemimpin dalam pandangan islam tidak hanya menjalankan roda pemerintahan begitu saja, namun seorang pemimpin harus mewajibkan kepada rakyatnya untuk melaksanakan apa saja yang terdapat dalam syari’at islam walaupun bukan beragama islam.
MTsN Batusangkar sebuah sekolah yang terakreditasi bagus, yang kepemimpinan disekolah tersebut juga bagus, wawancara yang saya lakukan pada jum’at 27 mei 2016 di MTsN Batusangkar banyak mendapatkan ilmu, terutama tentang kepemimpinan disekolah tersebut, namun dari beberapa pertanyaan yang saya ajukan tersebut ada beberapa hal yang harus dibenahi.
Dan saya juga melihat sendiri yaitu kedisiplinan bawahan/staf disekolah tersebut kurang bagus, dan juga pelayanan oleh bawahannya juga kurang bagus, seharusnya seorang pemimpin juga memperhatikan hal-hal tersebut, karena itu adalah juga bagian dari manajemen yang diterapkan disekolah tersebut.


















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas, ada  implikasi penting, pertama kepemimpinan melibatkan orang lain (bawahan / pengikut ), kualitas seorang pemimpin ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan dari pemimpin, kedua, kepemimpinan merupakan pembagian yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok.
Pemimpin dalam pandangan islam tidak hanya menjalankan roda pemerintahan begitu saja, namun seorang pemimpin harus mewajibkan kepada rakyatnya untuk melaksanakan apa saja yang terdapat dalam syari’at islam walaupun bukan beragama islam.
MTsN Batusangkar sebuah sekolah yang terakreditasi bagus, yang kepemimpinan disekolah tersebut juga bagus, wawancara yang saya lakukan pada jum’at 27 mei 2016 di MTsN Batusangkar banyak mendapatkan ilmu, terutama tentang kepemimpinan disekolah tersebut, namun dari beberapa pertanyaan yang saya ajukan tersebut ada beberapa hal yang harus dibenahi.
Saya melihat sendiri yaitu kedisiplinan bawahan/staf disekolah tersebut kurang bagus, dan juga pelayanan oleh bawahannya juga kurang bagus, seharusnya seorang pemimpin juga memperhatikan hal-hal tersebut, karena itu adalah juga bagian dari manajemen yang diterapkan disekolah tersebut.

B.     Saran
Demikianlah laporan hasil observasi yang bisa penulis paparkan, dalam pembuatan laporan hasil observasi ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan baik dari tatacara penulisan maupun kelengkapan isi laporan ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi untuk perbaikan makalah ini kedepannya. Semoga laporan hasil observasi ini bisa bermanfaat bagi penulis maupun bagi yang membaca laporan ini.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar